![]() |
Teknologi AI yang semakin marak |
Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah sistem kecerdasan manusia yang memungkinkan seperangkat sistem komputer atau mesin lainnya dapat berpikir dan bekerja layaknya manusia.
Apa sih tujuan diciptakannya AI ini? Yaps, AI hadir untuk meniru aktivitas normal yang dilakukan manusia, seperti mulai dari belajar (learning), bernalar (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan bahkan pengoreksian diri (self-correction).
Lebih jauh lagi, perangkat kecerdasan buatan tersebut diharapkan dapat bertindak layaknya manusia (Acting Humanly), berpikir layaknya manusia (Thinking Humanly), berpikir rasional (Thinking Rationally), dan bertindak rasional (Acting Rationally).
Bagaimana Cara Kerja Artificial Intelligence?
Pasti kalian bertanya-tanya, bagaimana sebuah sistem AI mampu bekerja layaknya otak manusia? Bukan inovasi namanya jika tidak mampu menjawab tantangan tersebut. Dengan memanfaatkan data-data yang diinput untuk dijadikan sumber pengetahuan dan dipelajari, AI kemudian dapat bekerja dengan memproses data-data tersebut dan menyajikan hasil yang diperlukan pengguna.
Selanjutnya, AI akan mengidentifikasi, menganalisis pola hubungan, dan mengambil keputusan atas data-data tersebut. Semakin banyak berlatih dengan Big Data, kemampuan AI dapat semakin meningkat dan mendetail. Wow, serupa dengan cara kerja otak manusia, bukan? luar biasa Semakin banyak kita membaca dan belajar, maka akan semakin kaya akan pengetahuan.
AI juga mempermuda dalam pelaksanaan Tugas dan mencari beberapa referensinya.
![]() |
Google Assistant |
Jenis-jenis AI Apa Saja sih?
A. Limited Memory
Jenis kecerdasan buatan pertama adalah Limited Memory. Kecerdasan buatan jenis ini mampu menyimpan memori dan memanfaatkan pengalaman sebagai pertimbangan keputusan selanjutnya. Bagaimana maksudnya? Singkatnya, semakin banyak AI ini mempelajari data, keputusan yang dihasilkan akan semakin akurat.
Salah satu contoh yang paling terkenal pada penerapan AI jenis ini adalah Elon Musk dengan mobil Tesla-nya yang memiliki fitur self-driving cars atau sistem auto-pilot (mobil tanpa pengemudi).
B. Reactive Machine
Reactive Machine adalah jenis kecerdasan buatan dengan kemampuan paling dasar dan bisa dibilang AI inilah yang tertua. AI ini mampu merespon tindakan, namun tidak bisa menyimpan memori atau belajar dari pengalaman sebelumnya. Singkatnya, AI jenis ini tidak mengembangkan fungsionalitasnya atau hanya dimanfaatkan untuk pekerjaan spesifik.
Contoh yang pernah menggemparkan dunia salah satunya adalah Deep Blue, sebuah program permainan catur milik IBM yang pernah mengalahkan juara catur dunia Garry Kasparov.
C. Self-Awareness
Self-awareness juga merupakan teknologi AI yang belum hadir di masa sekarang. AI jenis ini memiliki tingkat kesadaran layaknya manusia seutuhnya! Bukan hanya dari kesadaran yang bersifat fisik, tetapi sampai kecerdasan emosionalnya yang mirip.
Masih sulit membayangkannya? Kecerdasan buatan ini sudah beberapa kali muncul di beberapa film terkenal Hollywood lho. Contoh yang paling mudah adalah Jarvis di trilogi film Iron Man keluaran Marvel.
D. Theory of Mind
Serupa dengan Self-Awareness, Theory of Mind adalah jenis kecerdasan buatan yang saat ini masih belum eksis. Namun, teknologi AI ini memang akan dikembangkan. Nantinya, Theory of Mind tidak hanya bisa meniru cara manusia berpikir, tapi juga sampai pada kecerdasan sosial-emosional serupa dan dapat berinteraksi serta memahami emosi perilaku manusia.
Jika kamu pernah menonton film HER (2013) yang dimainkan oleh Joaquin Phoenix yang jatuh cinta pada sebuah sistem operasi komputer yang dia beli dan beri nama Samantha, mungkin akan lebih mudah memahami maksud dari AI yang satu ini.
Penerapan AI
1. ChatGPT
ChatGPT belakangan waktu ini menjadi sesuatu yang viral di sejumlah pegiat profesional di bidang kreatif dan akademisi. Kenapa begitu? Tentu saja! AI ini dapat membantu kamu membuat konten mulai dari storyboard, naskah/script, bahkan sampai copywriting untuk konten marketing. Pokoknya semua bisa dicari sama AI yang satu ini! Kalau kalian merasa “semua ada di mbah google” mungkin dalam beberapa waktu kedepan ChatGPT akan menjadi favorit selanjutnya mengalahkan Google Search.
2. Google Assistant dan Siri
Pada 2023, pasar asisten virtual semakin bertumbuh pesat. Tiga asisten virtual terbesar yang mendominasi pasar saat ini adalah Siri, Alexa, dan Google Assistant. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tetapi mana yang terbaik?
Google Assistant atau Siri adalah salah satu jenis AI yang saat ini dapat dikatakan sudah jamak dipakai oleh seluruh manusia di belahan bumi ini. Kehadiran virtual assistant ini memudahkan kita sebagai pengguna smartphone untuk lebih produktif dalam bekerja dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada.
![]() |
foto dari: infokomputer.grid.id |
Siri, asisten virtual buatan Apple, telah lama menjadi favorit pengguna iPhone dan Mac. Siri telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan penambahan fitur seperti integrasi dengan aplikasi pihak ketiga dan kemampuan untuk mengendalikan perangkat rumah pintar. Namun, beberapa pengguna merasa bahwa Siri masih kurang pintar dalam memahami perintah dan tidak secepat asisten virtual lainnya.
Alexa, asisten virtual buatan Amazon, adalah salah satu yang paling terkenal dan paling banyak digunakan di dunia. Alexa memiliki kelebihan dalam memahami bahasa manusia dan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memproses perintah rumah pintar. Namun, Alexa belum sepenuhnya terintegrasi dengan aplikasi pihak ketiga, dan beberapa pengguna melaporkan masalah dengan keamanan dan privasi data.
3. Deep Face Facebook
Teknologi DeepFace yang dimiliki oleh Facebook adalah salah satu AI yang sudah populer sejak waktu yang lama. AI ini berfungsi untuk mengenali wajah orang yang ada pada postingan foto. Dengan teknologi ini, kamu tidak perlu lagi menandai secara manual seseorang yang ada pada foto.
Deep Face merupakan teknologi pengenalan wajah yang dikembangkan oleh Facebook. Teknologi ini memanfaatkan deep learning atau pembelajaran mendalam (suatu cabang dari kecerdasan buatan) untuk mengidentifikasi dan membedakan wajah dalam foto-foto yang diunggah ke platform Facebook. Deep Face secara efektif dapat mengidentifikasi individu dalam gambar, bahkan dalam situasi di mana wajah terhalang, berbeda sudut, atau pencahayaan yang buruk.
Namun, penting untuk dicatat bahwa Deep Face telah menimbulkan kekhawatiran privasi karena kemampuannya untuk secara akurat mengidentifikasi orang dalam foto tanpa persetujuan mereka. Oleh karena itu, Facebook telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kebijakan privasi dan memberikan pengguna kontrol lebih besar atas cara informasi mereka digunakan dan dibagikan melalui platform tersebut.
Dengan bergabung ke Teknik Informatika Universitas Bakrie, kamu bisa loh menjadi salah satu bagian dari perkembangan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, karena lulusan-lulusan program studi Teknik Informatika sangat diperlukan keahliannya untuk merancang sebuah sistem operasi komputer yang canggih.
Bagaimana teknologi kecerdasan buatan berkembang?
Dalam makalah penting Alan Turing dari tahun 1950, “Computing Machinery and Intelligence,” ia mempertimbangkan apakah mesin bisa berpikir. Dalam makalah ini, Turing pertama kali menciptakan istilah kecerdasan buatan dan menyajikannya sebagai konsep teoritis dan filosofis.
Antara 1957 dan 1974, perkembangan dalam komputasi memungkinkan komputer untuk menyimpan lebih banyak data dan memproses lebih cepat. Selama periode ini, para ilmuwan mengembangkan lebih lanjut algoritma machine learning (ML). Kemajuan di bidang ini mendorong badang seperti Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) untuk menyediakan dana bagi penelitian AI. Pada awalnya, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan apakah komputer dapat menyalin dan menerjemahkan bahasa lisan.
Selama tahun 1980-an, peningkatan dana yang tersedia dan perangkat algoritmik yang digunakan oleh para ilmuwan dalam pengembangan AI membuat pengembangan menjadi lebih efisien. David Rumelhart dan John Hopfield menerbitkan makalah tentang teknik deep learning, yang menunjukkan bahwa komputer dapat belajar dari pengalaman.
Dari tahun 1990 hingga awal 2000-an, para ilmuwan mencapai banyak tujuan inti AI, seperti mengalahkan juara dunia catur. Dengan lebih banyak data komputasi dan kekuatan pemrosesan di era modern dibandingkan dekade sebelumnya, penelitian AI sekarang lebih umum dan mudah diakses. AI berkembang pesat menjadi kecerdasan umum buatan sehingga perangkat lunak dapat melakukan tugas-tugas yang kompleks. Perangkat lunak dapat membuat, mengambil keputusan, dan belajar sendiri, tugas-tugas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh manusia.
Teknologi AI yang sangat membantu Manusia
Di dunia pendidikan penggunaan AI dapat membantu pelajar dalam mengontrol dan memantau pembelajaran mereka sendiri, memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja dengan baik serta mandiri di masa depan. Selain itu kecerdasan artifisial di masa depan akan mengarah ke precision learning. Nantinya pembelajaran tidak hanya memperhitungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, namun juga memperhitungkan behaviour atau kebiasaan siswa sehari-hari.
Di bidang kesehatan inovasi teknologi kecerdasan artifisial digunakan untuk mempercepat waktu pelayanan, memperluas jangkauan, dan penurunan biaya kesehatan. Selain itu AI di bidang kesehatan memungkinkan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus mengunjungi langsung pusat kesehatan/dokter.
Dalam bidang ketahanan pangan kecerdasan buatan atau AI dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Salah satu penggunaannya adalah melalui citra satelit untuk mengidentifikasi wilayah yang sudah terjangkau oleh listrik dan wilayah yang belum terjangkau. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis tanaman yang ditanam di suatu wilayah dan memprediksi hasil panen dari masing-masing tanaman tersebut.
Terakhir, di bidang reformasi birokrasi, pemanfaatan AI salah satunya pengembangan ChatBot memungkinkan pelayanan komunikasi dua arah secara akurat dengan masyarakat selama 24 jam. Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi birokrasi serta mempermudah akses masyarakat dalam mendapatkan informasi atau layanan publik (Rdp/Opt)
Sumber: ditsmp.kemdikbud.go.id | aws.amazon.com | https://bakrie.ac.id/